Sabtu, 28 Desember 2013

Kasih Ibu Itu Nyata

         1996, mungkin tahun ini merupakan tahun yang bersejarah untuk diriku. Tepat 17 tahun yang lalu aku dilahirkan oleh seorang wanita yang begitu cantik menurutku. Iya, dialah Ibuku. Berbulan-bulan aku digendong di bagian perutnya, lalu dibagian belakang Ia menggendong kakakku yang berusia 4 tahun. Hampir tiap hari Wanita ini menggendong aku dan kakakku sembari menunggu kepulangan dari seorang laki-laki yang Ia dambakan saat itu, Ayahku. Aku tak paham betapa cintanya ibuku saat itu terhadap ayahku, menunggunya di depang gang sambil menggendong kedua anaknya bahkan seringkali dirinya di ganggu oleh pemuda yang  sedang mabuk. Begitu setianya ibuku saat itu, namun kasih sayang dirinya dibalas dengan pengkhianatan. Mungkin bagi setiap orang, di khianati dan di bohongi itu rasanya sakit, begitu pula yang ibuku rasakan saat itu. Ayahku pergi dengan wanita lain di saat ibuku mengandung aku didalam perutnya. Aku tak mau mengatakan bahwa ayahku seorang pengkhianat, namun jelas aku mengetahui apa yang dirasakan ibuku saat itu.  Minggu, 11 Agustus 1996 hari dimana aku dilahirkan ke muka bumi, hari dimana aku di beri izin oleh Tuhan untuk memberikan motivasi yang lebih untuk ibuku. Betul sekali, ibuku sangat senang saat mengetahui aku lahir dengan selamat, aku seorang laki-laki, dan itulah harapan ibuku, setiap hari ibuku berdoa agar Ia diberikan anak laki-laki dan doa itu terkabul. Tangisan mengiringi kelahiranku, ada hal menarik sebelum aku dilahirkan, Dokter mengatakan bahwa ibuku harus dioperasi untuk memperlancar kelahiranku saat itu: 
       "Ibu, ibu harus dioperasi namun, akan ada resiko setelah operasi ini, bagaimana bu?" 
aku tak paham jelas apa yang terpintas dipikiran ibuku saat itu namun yang jelas Cintanya begitu nyata, dengan tegas Ia mengatakan
        "Aku tak peduli dengan apapun yang terjadi, aku hanya ingin anak ini selamat!"
Tak banyak pikir sang Dokter langsung melakukan operasi caesar saai itu demi melancarkan kelahiranku dan tidak pernah sedikitpun Ia memperdulikan keselamatan hidupnya, Sebab ibu adalah Malaikat tak besayap, segala kasihnya adalah cahaya. 

     Di saat saat kelahiranku aku tak melihat ayahku disamping ibuku, aku tak tahu mengapa, tapi yang jelas ibuku tak perduli dengan hal itu. Dia tetap berjuang demi kelahiran anaknya, aku begitu salut dengan kasih sayang ibuku saat itu. Mungkin saat itu ibuku berharap akan ada perubahan dari ayahku saat aku lahir ke dunia, namun apa yang terjadi? tidak ada perubahan sama sekali dari ayahku, entah kenapa begitu pula dengan saudara-saudara dari ayahku yang begitu membenci ibuku. Aku tak tahu apa salah ibuku, sehingga mereka begitu membencinya. Sakit hati ibuku bukanlah dari ayahku saja, namun dari saudara-saudara ayahku juga. begitu sulitnya keadaan saat aku lahir, keharmonisan keluarga, keadaan ekonomi, dan berbagai masalah menghadang ibuku saat itu, mungkin ini cobaan dari Allah SWT. 

    'Ada pengorbanan di setiap detik pada detak jantungnya'
    'Ada kesabaran yang selalu subur di dalam hatinya'
    'Ada kasih sayang yang terdalam di dalam cintanya'
Bersyukurlah kawan atas apa yang kamu raih dari seorang ibu, menangislah untuk ibumu.... menangislah atas kesalahanmu.... Karena Ia selalu memaafkan tanpa alasan yang tak bisa dijelaskan dengan logika... Jangan sesekali kamu membuatnya menangis.... Jangan sesekali kau buat hatinya sakit.... Percayalah kawan, ketika seorang yang kehilangan ibunya... Dia akan kehilangan harta yang tidak bisa digantikan dan paling berharga.. ialah doa seorang ibu..


    Aku sekarang telah mengerti mengapa aku dilahirkan di muka bumi, aku mengerti apa yang harus aku lakukan terhadap ibuku, aku mengerti bagaimana aku harus membahagiakan ibuku.
Tuhan menciptakan aku untuk memberikan keceriaan terhadap ibuku, Tuhan meng-izinkan aku hidup di dunia untuk memberikan kasih sayang yang lebih terhadap ibuku, aku ditugaskan untuk merawat dan menjaga ibuku di hari tuanya nanti, aku ditugaskan untuk membela ibuku dari orang orang yang ingin menyakitinya. Aku ditugaskan untuk membahagiakannya kelak saat aku telah dewasa dan sukses. Aku hanya ingin bekerja keras untuk kebahagiaan ibuku. Tuhan memang adil, Ia menciptakan aku sebagai penawar rasa sakit hati perbuatan ayahku semasa dulu, dan yang perlu diketahui aku tak pernah dendam sedikit pun oleh ayahku, aku hanya ingin ayahku tahu, bahwa ia salah telah memperlakukan ibuku seperti itu, aku hanya ingin orang orang yang telah membuat sakit hati ibuku mengetahui bahwa mereka telah menyakiti orang yang salah. Saat ini prioritasku ialah bahwa kebahagiaan ibuku adalah kebahagiaan aku, jadi bagaimanapun aku harus bisa membuat ibuku bahagia :-)


"Salahkah kawan bila kita hanya membalas budi terhadap begitu banyak kebaikan kebaikan yang tidak bisa disebutkan itu?" 
"Sulitkah bagi kita untuk membuatnya tersenyum?"
"Apakah terpintas dipikiran kalian untuk mendoakan ibumu setiap hari?"
"Jika kalian tak bisa membalas budi terhadap kebaikan ibumu tersebut tolong jangan berbuat jahat/durhaka terhadap ibumu"
"Jika kalian tak bisa membuatnya tersenyum tolong jangan membuatnya sakit hati dan menangis."
"Jika kalian tak bisa mendoakan kebaikan terhadap ibumu tolong jangan doakan keburukan bagi ibumu"



Seorang laki laki menemui baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya:

"Wahai Rasulullah, kepada siapa aku harus berbakti pertama kali?"

Nabi saw menjawab, "Ibumu!"

Dia kembali bertanya, "Kemudian siapa lagi?" 

Nabi saw menjawab, "Ibumu!"

Dia kembali bertanya, "Kemudian siapa lagi?" 

Beliau menjawab, "Ibumu!"

Dia kembali bertanya, "Kemudian siapa lagi?" 

Nabi Saw menjawab, "Lalu ayahmu" (HR Bukhari Muslim)

Dari hadits tadi kita dapat menyimpulkan bahwa utamakanlah ibu kalian sebanyak 3 kali lalu kemudian baru ayahmu. Cintailah Ibumu! Ibumu! Ibumu! lalu ayahmu :-) 


Saat Ibu marah, kita justru menganggap "Tuhan, tidak seorang pun yang memahami perasaanku"

Saat Ibu menasihati, kita justru menjawab "Aku sudah besar, bu!"

Tapi tahukah kalian dibalik marah dan nasihatnya itu tersimpan suatu hal yang selalu membuat ia "takut"

Ya, Ia takut, jika Tuhan memanggilnya lebih dulu, sementara anaknya belum memiliki tabungan 'amal' untuk akhirat kelak. Maka renungkanlah dan pahamilah arti semua itu.

"Ia selalu berusaha memberikan yang terbaik , maka berikanlah yang terbaik untuknya"

"Ia hanya ingin anaknya bahagia, maka pahamilah sedikit perasaannya"

"Ia tersenyum dalam kesusahan, maka bantulah dengan membuat dirinya bahagia"

"Ia bersusah payah mencari uang demi masa depan, maka dengarlah nasihatnya"


Pelukan ibu sungguh menenangkan :-) Aku sayang ibu. ibu. dan ibu.

Bersamamu ibu, tak perduli sebahaya apapun akan terasa menyenangkan:') 

Tuhan, Izinkan aku membahagiakan ibuku saat aku dewasa kelak.
Tuhan, Izinkan aku membawa ibuku kemekkah untuk ibadah haji
Tuhan, Izinkan aku memberikan kasih dan sayang setiap detik kepadanya.
Tuhan, Izinkan aku membuat ibuku tersenyum dan tertawa.
Tuhan, Izinkan aku membuat ibuku bangga padaku.

Amin Ya Allah O:) 

Karena aku hanya seorang laki laki yang ingin membalas sedikit dari banyaknya kebaikan kebaikan ibuku yang tak bisa di hitung, tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, tidak bisa dijelaskan dengan logika. Intinya Aku menyanyangi ibuku. aku hanya ingin melihatnya bahagia, dan aku ada dibalik kebahagiaan itu.